Pages

Jumat, 19 September 2014

Pertemuan Ke IV part 1


Baiklah ini adalah materi saya pada pertemuan ke empat, semoga ga bosan membaca blog saya ini ya hehehe 



Subyektivisme



Pengetahuan dipahami sebagai  keyakinan  yang dianut oleh individu. Segala ilmu pengetahuan ada dari subyek.Dari pangkal pandangan individu, pengetahuan dipahami sebagai seperangkat keyakinan khusus yang dianut oleh para individu.  Semua pengetahuan tentang  sesuatu “yang bukan aku” atau yang diluar diri sendiri diragukan kepastian kebenarannya. Pengetahuan  tentang “yang bukan aku merupakan pengetahuan tidak langsung.


Pendukung pandangan ini adalah:

       Aristoteles, Plato, Rene Descartes

        Kaum Solipsisme (solo ipse)

       Kaum Realisme Epistemologis

       Kaum Idealisme Epistemologis



Ciri-ciri pendekatan Subyektivisme:
  • Menggagas pengetahuan sebagai suatu  keadaan mental yang khusus (semacam kepercayaan yang istimewa) misalnya:  sejarah, kepercayaan-kepercayaan  yang lain, dst. 
  • Pengalaman subyektif (kokoh terjamin) sebagai titik tolak pengetahuan dari data inderawi (intuisi) diri sendiri. 
  • Prinsip subyektif tentang alasan cukup, karena pengalamanan bersifat personal, benar secara pasti dan meyakinkan karena berlaku sebagai pengetahuan langsung dari diri subyek.



- Realisme Epistemologis: berpendapat bahwa kesadaran menghubungkan saya dengan “apa yang lain” dari diri saya.

- Idealisme Epistemologis: berpendapat bahwa setiap tindakan mengetahui berakhir di dalam suatu ide, yang merupakan suatu peristiwa subyektif murni.





Obyektivisme


Suatu pandangan yang menekankan bahwa butir-butir pengetahuan manusia dari soal yang sederhana sampai teori yang kompleks, mempunyai sifat dan ciri yang melampaui (di luar) keyakinan dan kesadaran individu (pengamat). Pengetahuan diperlakukan sebagai sesuatu yang berada diluar ketimbang di dalam pikiran manusia.

      Obyektivisme merupakan pandangan bahwa obyek yang kita persepsikan melalui perantara indera kita itu ada dan bebas dari kesadaran manusia. Objektivisme ini beranggapan pada tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya. Objektivisme diartikan sebagai pandangan yang menganggap bahwa segala sesuatu yang dipahami adalah tidak tergantung pada orang yang memahami.

      Pendukung pandangan ini adalah: 
  •  Popper
  • Latatos 
  •  Marx



Ada 3 pandangan dasar Objektivisme:

1.      Kebenaran itu independen terlepas dari pandang subjektif,

2.      Kebenaran itu datang dari bukti faktual,

3.      Kebenaran hanya bisa didasari dari pengalaman inderawi.



Pengetahuan dalam pengertian Objektivis:

       sepenuhnya independen dari klaim seseorang untuk mengetahuinya ;

       Pengetahuan itu terlepas dari keyakinan seseorang atau kecenderungan untuk menyetujuinya atau memakainya untuk bertindak.

       Pengetahuan dalam pengertian obyektivis adalah pengetahuan tanpa orang: ia adalah pengetahuan tanpa diketahui subjek.” (Karl R. Popper)



Untuk mempercayai kebenaran kesaksian inderawi, beberapa syarat harus dipenuhi:

a.       Obyek harus sesuai dengan jenis indera kita. Warna-warna infra merah tidak cocok bagi indera kita.

b.      Organ indera harus normal dan sehat. Misalnya buta, tuli, atau buta warna. Tidak dapat melakukan penginderaan secara obyektif.

c.       Karena obyek ditangkap melalui medium, maka medium itu harus ada. Misalnya, warna akan ditangkat idera dengan tepat apabila di bawah sinar matahari dari pada di bawah sinar merah yang digunakan untuk mencetak foto.



Pembedaan antara obyek khusus dan obyek umum.
  • Obyek khusus merupakan data yang ditangkap hanya oleh satu indera. Misalnya, warna, suara, bau. 
  • Obyek umum merupakan data yang dapat ditangkap oleh lebih dari satu indera. Misalnya keluasan dan gerakan yang dapat dilhat dan diraba atau oleh indera lainnya.



    Konfirmasi

    Secara etimologi Confirmation (Inggris) = penegasan, memperkuat. Berhubungan dengan filsafat ilmu, maka fungsi ilmu pengetahuan adalah menjelaskan, menegaskan, memperkuat apa yang di dapat dari kenyataan/fakta. Sifatnya lebih interpretatif dan memberi makna tentang sesuatu.

    Ada 2 aspek konfirmasi:
    1)      Aspek Kualitatif
    Untuk memastikan kebenaran, ilmu pengetahuan mengemukakan konfirmasi aspek kuantitatif. Misalnya membuat penelitian dengan mengumpulkan sebanyak mungkin sampel, yg akhirnya membuat suatu kesimpulan yg bersifat umum (generalisasi).
    2)      Aspek Kuantitatif
    Ada kalanya  ilmu pengetahuan membutuhkan konfirmasi kualitatif untuk menunjukkan kebenaran. Mungkin karena konfirmasi kuantitatif tdk bs dilaksanakan, maka hrs menjalankan konfirmasi kualitatif. Misalnya: dalam penelitian yang menjalankan model wawancara mendalam (depth interview).

    Ada 3 Jenis Konfirmasi:
    1.       decision theory: kepastian berdasarkan keputusan ‘apakah hubungan antara hipotesis dengan fakta punya manfaat aktual’?
    2.        estimation theory: menetapkan kepastian dg memberi peluang benar-salah melalui konsep probabilitas. Mis. statistik.
    3.       reliability theory: menetapkan kepastian dg mencermati stabilitas fakta/evidensi yg berubah2 terhadap hipotesis.



    Inferensi

    Inferensi (penyimpulan) bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki bergerak ke pengetahuan baru. Penyimpulan: bisa berupa “mengakui” atau “memungkiri” suatu kesatuan antara dua pernyataan.

    Jenis inferensi ada 2, yaitu:
    1.       Cara Deduktif
    a.       Inferensi Langsung
    Inferensi langsung ialah penarikan kesimpulan (konklusi) hanya dari sebuah premis (pernyataan). Premis yaitu data, bukti, atau dasar pemikiran yang menjamin terbentuknya kesimpulan. Dengan demikian, kesimpulan adalah pernyataan yang dihasilkan sesuai dengan premis-premis yang tersedia dan berhubungan secara logis dengan pernyataan tersebut.

    b.      Inferensi Tidak Langsung
    Inferensi Tidak Langsung adalah penarikan kesimpulan (konklusi) dengan menggunakan dua premis. Konklusi tidaklah lebih umum dari pada premis-premisnya.

    2.       Cara Induktif



    Konstruksi Teori

    Teori adalah model/kerangka pikiran yg menjelaskan fenomen alami/sosial tertentu.Teori dirumuskan, dikembangkan, dievaluasi menurut metode alamiah.

    Pengelompokan perkembangan ilmu pengetahuan:
    1.       Animisme: fase percaya pada mitos.
    2.       Ilmu empiris: tolok ukur ilmu paling sederhana adalah pengalaman. Klasifikasi: prosedur paling dasar untuk mengubah data. Penemuan hubungan-hubungan.Pperkiraan kabenaran.
    3.       Ilmu teoretis: gejala yg ditemukan dlm ilmu empiris diterangkan dg kerangka pemikiran.

    Model-model Konstruksi Teori:
    1         Model korespondensi: kebenaran sesuatu dibuktikan dengan menemukan relevansinya dengan yang lain.
    2         Model koherensi: sesuatu dipandang benar bila sesuai dengan moral tertentu. Mementingkan kesesuaian antara kebenaran obyektif –rasional universal dan kebenaran moral/ nilai. Model ini digunakan dalam pendekatan fenomenologis.
    3         Model paradigmatis: Konsep kebenaran ditata menurut pola  hubungan yang beragam, menyederhanakan yang kompleks.

    Aliran dalam konstruksi teori:
      Reduksionisme: teori itu suatu pernyataan yg abstrak, tdk dpt diamati scr empiris, dan tdk dpt diuji langsung.
      Instrumentalisme:  teori adalah instrumen bagi pernyataan observasi agar terarah dan terkonstruksi.
      Realisme: teori dianggap benar bila real, secara substantif ada, bukan fiktif.
     

3 komentar: