MANUSIA DAN AFEKTIFITASNYA
Kekayaan
dan kompleksitas afektivitas manusia
• Yang
membedakan manusia dengan tumbuhan adalah afektivitasnya.
• Afektivitaslah
yg membuat manusia ‘berada’ di dunia, berpartisipasi dengan orang lain.
Afektifitaslah yg mendorong orang untuk mencintai, mengabdi dan menjadi kreatif.
• Cara
hadir kita di dunia diperdalam oleh afektivitas.
• Afektivitas
termasuk kegiatan yg kompleks.
• Seluruh
kehidupan afektif berputar pada dua kutub yg bertentangan satu sama lain:
mengarah pada obyek karena menyukainya, atau berpaling darinya karena
menganggapnya buruk.
Cinta = buah afektivitas positif,
Benci= buah afektivitas negatif.
Sebenarnya cintalah yg paling dasariah.
• Sikap
mana yang diambil afektivitas berhadapan dengan obyek?àTerhadap obyek yang dianggap
berguna subyek mencintainya. Ini disebut cinta utilitaris/bermanfaat.
• Dibedakan
‘perasaan’ dan ‘emosi’.àKehidupan
afektif memperlihatkan macam-macm cara yang berbeda-beda menurut bagaimana
subyek menguasai obyek.
Keadaan afektif yang berbeda-beda
ini disebut ‘hasrat-hasrat jiwa’ (Thomas Aquinas).
• Meninjau
ciri khas kebenaran afektivitas yg disebut ‘suasana hati.’ Orang bersuasana
hati baik: bila semua kemampuan bekerja dg baik.
APA YANG
BUKAN AFEKTIVITAS
• Cinta
membuktikan diri dalam perbuatan-perbuatan.
Cinta mendahului perbuatan-perbuatan.
• Kerap
afektivitas itu disamakan dengan kesanggupan merasa:
Padahal kehidupan afektif bukan hanya
menyangkut merasa saja, tapi juga menyangkut hal yang spiritual.
APA YANG
MERUPAKAN PERBUATAN AFEKTIF
• Hidup
afektif atau afektivitas
seluruh perbuatan afektif yg
dilakukan subyek sehingga subyek ditarik oleh obyek atau sebaliknya.
• Perbuatan
afektif sedikit mirip dengan ‘perbuatan
mengenal’ karena dianggap perbuatan vital/imanen. Tapi perbuatan afektif beda dengan
‘perbuatan mengenal’ karena perbuatan afektif itu lebih pasif, sedangkan pada
‘perbuatan mengenal’ subyek membuka diri pd obyek.
KONDISI
AFEKTIVITAS MANUSIA
• Agar
ada afektivitas, perlu suatu ikatan kesamaan antara subyek dan obyek perbuatan
afektifnya.
• Apakah
kesenangan harus dicurigai?
Saya hidup dibawah ‘cara afektif’
kesenangan, bila saya sungguh bersatu dalam perasaan dan pikiran dengan apa yg
baik bagi saya.
Kesenangan adalah perasaan yang
dialami subyek bila dia dihinggapi oleh keadaan berada lebih baik..
CATATAN
TENTANG CINTA AKAN DIRI, SESAMA, DAN TUHAN
• Orang
sering menganggap cinta diri sendiri adalah egoisme, maka tidak baik. Padahal
cinta akan diri sendiri dapat ditemukan pada orang yang sanggup mencintai orang
lain dengan sungguh-sungguh.
• Egoisme
menolak setiap perhatian otentik pada orang lain. Orang egois hanya mengambil
untung dari apa saja.
• Jika kita mencintai Tuhan dengan seluruh jiwa/hati, tidakkah itu sama dengan mengasingkan diri dari diri sendiri?
Tidak. Tuhan tidak melawan kita. Ia transenden dan imanen.
St. Agustinus: Tuhan adalah pokok pangkal kepribadian kita masing-masing.
Ia adalah dasar dalam mana semua manusia saling berkomunikasi. Maki saya mendekati orang lain, makin saya mendekati Tuhan.
KEBEBABASAN
JIWA DAN KEBEBASAN
¡ Eksistensi
jiwa dalam tubuh memampukan manusia untuk menghadirkan diri secara total di
dunia dan memungkinkan manusia menentukan perbuatannya
¡ Dalam
fungsi menentukan perbuatan, jiwa berhubungan dengan kehendak bebas
¡ Karena
jiwalah manusia menjadi mahluk bebas
¡ Kebebasan
itu mendasar bagi manusia dan merupakan penting humanisme
“sejarah manusia merupakan
sejarah perjuangan kebebasan” (Erich Fromm, The Fear of Freedom, 1960)
Artinya, kebebasan menjadi bagian
tak terpisahkan dari eksistensi manusia
PANDANGAN
DETERMINISME
} Determinisme
aliran yang menolak kebebasan
sebagai kenyataan hidup bagi manusia. Setiap peristiwa, termasuk tindakan dan
keputusan manusia disebabkan oleh peristiwa-peristiwa lainnya.
} Seluruh
kegiatan manusia di dunia berjalan menurut keharusan yang bersifat
deterministik
◦
Determinisme fisik-biologis
◦
Determinisme psikologis
◦
Determinisme sosial
◦
Determinisme teologis
KEBEBASAN SEBAGAI
EKSITENSI MANUSIA
} Kelemahan
determinisme:
◦
Menyangkal sifat multidimensional dan paradoksal
manusia
(paradoks tidak meniadakan
kebebasan juga keharusan, bukan?)
◦
Menyangkal bahwa manusia selalu melakukan
evaluasi dan penilaian terhadap tindakannya
◦
Menafikan adanya tanggung jawab (tak relevan
menuntut tanggung jawab atas kesalahan, bukan?)
ARGUMENNNYA
} Manusia
hidup dalam “kemungkinan dapat”/berhadapan dengan pilihan berbeda bobot
} Adanya
tanggung jawab (bagaimana kehidupan berjalan teratur tanpa adanya tanggung
jawab?)
} Makna
perbuatan moral ada pada kebebasan (bnd. Pandangan Immanuel Kant tentang
kebebasan dan kehidupan moral)
KEBEBASAN
} Pengertian
umum/Kebebasan negatif/tidak ada hambatan (tidak ada paksaan, tidak ada
hambatan, tidak ada halangan, tidak ada aturan). Tapi ini bukan kebebasan
eksistensial
} Pengertian
khusus/kebebasan eksistensial
◦
Penyempurnaan diri (ingat filsafat proses
Whitehead?)
◦
Kesanggupan memilih dan memutuskan
◦
Kemampuan mengungkapkan berbagai dimensi
kemanusiaan (kebebasan/hak-hak dasar seperti ditegaskan Franz Magnis-Suseno)
JENIS JENIS KEBEBASAN
- Kebebasan horizontal (berkaitan dengan kesenangan dan kesukaan, bersifat spontan, semata pertimbangan intelektual) dan kebebasan vertikal (pilihan moral, pertimbangan tujuan, tingkatan nilai)
- Kebebasan eksistensial (kebebasan positif, lambang martabat manusia) dan kebebasan sosial (terkait dengan orang lain, kebebasan
- Nilai humanistik dalam kebebasan eksistensial
- Melibatkan pertimbangan
- Mengedepankan nilai kebaikan
- Menghidupkan otonomi
- Menyertakan tanggung jawab
- Kebebasan sosial dibatasi dalam hal fisik, psikis dan normatif
- 4 alasan adanya pembatasan kebebasan sosial:
- Menyertakan pengertian
- Memberi ruang bagi kebebasan eksistensial
- Menjamin pelaksanaan keadilan bagi masyarakat
- Terkait dengan hakikat manusia sebagai mahkhluk sosial
SEJARAH PERKEMBANGAN
KEBEBASAN
¢ Masalah
yang sudah sangat lama dan memiliki sejarah panjang
¢ Filsafat
Yunani tidak memberikan jawaban yang memuaskan atas masalah kebebasan karena…
— Adanya
pandangan bahwa semua hal berada di bawah “nasib”, “kehendak mutlak” yang mengatasi
manusia dan para dewasa, yang secara sadar atau tidak sadar menentukan
tindakan. Jadi, tak ada pertanggungjawaban manusia atas tindakannya
— Menurut
pemikiran Yunani, manusia adalah bagian alam maka harus mengikuti hukum umum
yang mengaturnya
— Manusia
terpengaruh oleh sejarah yang bergerak secara siklis
SEJARAH PEERKEMBANGAN
MASALAH KEBEBASAN
¢ Zaman
abad pertengahan, masalah kebebasan dilihat dalam perspektif teosentrik
¢ Zaman
modern, perspektif teosentrik digantikan oleh perspektif antroposentrik
¢ Era
kontemporer (pascamodern?), kebebasan dipermasalahkan dari sudut pandang sosial
¢ Kebebasan
dalam pemikiran Timur cenderung dilihat sebagai pembebasan dari kendala
keinginan egoistik dan dari kecemasan untuk mencapai kesatuan dan pengendalian
diri
Sumber: Powerpoint Afektivitas Manusia pak Raja Oloan Tumanggor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar