Oke hari ini rabu tanggal 18 september 2014, saya baru saja mempelajari epistemologi dan Kebenaran.
Mari kita lihat pembahasannya dibawah ini :D
Epistemologi
Epistemologi diambil dari bahasa Yunani, episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti ilmu/pembicaraan/kata. Berarti epistemologi merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan.
Metode-Metode untuk Memperoleh Pengetahuan
A. Empirisme
Empirisme adalah suatu cara atau metode dalam filsafat yang mendasarkan cara memperoleh pengetahuan dengan melalui pengalaman. Tokohnya adalah John Lock.
B. Rasionalisme
Rasionalisme berpendirin bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Tokohnya adalah Rene Descartes.
C. Fenomenalisme
Fenomenalisme berpendapat bahwa pengetahuan ada berdasarkan gejala-gejala yang ada. Tokohnya adalah Immanuel kant.
Sifat Epistemologi
Kritis: Mempertanyakan/menguji cara kerja, pendekatan, kesimpulan yang ditarik dalam kegiatan kognitif manusia.
Normatif: Menentukan tolak ukur/norma penalaran tentang kebenaran pengetahuan.
Evaluatif: Menilai apakah suatu keyakinan, pendapat suatu teori pengetahuan dapat dipertanggungjawabkan dan dijamin kebenarannya secara logis dan akurat.
Dasar dan Sumber Ilmu Pengetahuan
1. Pengalaman manusia
2. Ingatan (Memory)
3. Penegasan tentang apa yang diobservasi (Kesaksian)
4. Minat dan rasa ingin tahu
5. Pikiran dan penalaran
6. Logika berpikir tepat dan logis
7. Bahasa ekspresi pemikiran manusia melalui ujaran/tulisan
8. Kebutuhan hidup manusia mendorong terciptanya IPTEK
Teori kebenaran dalam ilmu filsafat
1. Teori Kebenaran Korespondensi
Kebenaran akan terjadi apabila subjek yakin bahwa objek sesuai denyan kenyataannya. Sifatnya subyektif.
2. Teori Kebenaran Koherensi
Kebenaran akan terjadi apabila ada kesesuaian pendapat dari beberapa subjek terhadap objek. Sifatnya objektif.
3. Teori Kebenaran Pragmatik
Kebenaran akan terjadi apabila sesuatu memiliki kegunaannya.
4. Teori Kebenaran Konsensus
Kebenaran konsensus akan terjadi apabila ada kesepakatan yang disertai alasan tertentu.
5. Teori Kebenaran Semantik
Kebenaran semantik akan terjadi apabila orang mengetahui dengan tepat tentang arrti suatu kata.
Kebenaran
Kebenaran sebagai sifat pengetahuan disebut kebenaran epistemologis. Secara umum
kebenaran dimengerti sebagai kesesuaian antara apa yang
dipikirkan dan atau dinyatakan
dengan kenyataan yang sesungguhnya.
Menurut Plato bahwa kebenaran sebagai ketidaktersembunyiaan adanya itu tidak dapat dicapai manusia selama hidupnya di dunia ini.
Menurut Aristoteles dalam memahami kebenaran lebih memusatkan perhatian pada kualitas pernyataan yang dibuat oleh subyek penahu ketika dirinya menegaskan suatu putusan entah secara afirmatif atau negatif.
Menurut kaum Positivisme logis kebenran dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Kebenaran faktual
adalah kebenaran tentang ada tidaknya secara faktual yang dialami
manusia, biasanya diukur dengan dapat atau tidaknya secara indrawi.
Kebenaran faktual tisak pernah mutlak dan selalu diterima sebagai benar
sejauh belum ada alternatif pandangan lain yang berlawanan.
2. Kebenaran nalar adalah
kebenaran yang bersifat tautologis dan tidak menambah pengetahuan baru
mengenai dunia, tetapi dapat menjadi sarana yang berdaya guna memperoleh
pengetahuan yang benar tentang dunia. Kebenarannya didasarkan pada
penyimpulan deduktif.
Kedudukan Kebenaran
Kedudukan kebenaran pengetahuan dalam pandangan Platonis lebih diletakkan dalam obyek
atau kenyataan yang diketahui. sedangkan Aristotelian dalam subyek yang mengetahui.
Kesahihan dan Kekeliruan
Pada umunya kekeliruan berati menerima sebagai benar apa yang dinyatakan salah atau
menyangkal apa yang senyatanya benar.
Kekeliruan juga bisa terjadi karena kompleksitas atau kekaburan
perkara yang menjadi
persoalan. Sedangkan faktor-faktor penyebab
terjadinya kekeliruan misalnya :
1. Sikap terburu-buru dan kurang perhatian dalam salah satu tahap atau keseluruhan proses
kegiatan mengetahui.
2. Sikap takut salah yang keterlaluan atau sebaliknya.
3. Keracunan atau kebingungan akibat emosi, frustasi, dan perasaan-perasaan yang membuat
kurang konsentrasi.
4. Prasangka dan bias-bias, baik individu maupun sosial.
5. Keliru dalam penalaran atau tidak mematuhi aturan-aturan logika.
Sumber: Powerpoint pak Carolus Suharyanto
Powerpoint pak Mikha Agus Widiyanto
Blog yang bagus (y) ditunggu kelanjutannya :)
BalasHapusBlognya berbagi ilmuuu. Sering sering ditambah yaaaa;)
BalasHapusBlognya menambah ilmu :)
BalasHapus