Baiklah pada blog kali ini saya akan membahas pertemuan kedua saya di blok filsafat, tentang cabang dari
filsafat yaitu Metafisika dan Aksiologi.
Mari kita baca selengkapnya di bawah ini :D
METAFISIKA
Secara etimologi ‘Metafisika’ adalah Meta yang berarti sesudah, dan physica yang berarti fisika.
Beragam arti metafisika:
·
upaya mengkarakterisasi realitas sbg keseluruhan.
·
usaha menyelidiki apakah hakikat yg berada di
balik realitas.
·
(umum) pembahasan falsafati yg komprehensif
mengenai seluruh realitas atau segala sesuatu yang ada.
Metafisika dibagi menjadi 2 yaitu:
Metafisika umum (ontologi) dan Metafisika
khusus yang meliputi Kosmologi, Teologi Metafisik dan Filsafat
Antropologi
Metafisika Umum (Ontologi)
Ontologi membahas sesuatu yang ada secara meyeluruh dengan cara memisahkan eksistensi dari penampilan eksistensi itu.
Ada 3 teori Ontologis :
1. Idealisme : Ada sesungguhnya berada di dunia ide, yang tampak nyata
dalam alam indrawi hanyalah bayangan dari yang sesungguhnya.
2. Materialisme : Menolak hal yang tidak kelihatan
3. Dualisme : Tipe fundamental substansi adalah materi dan mental.
Metafisika Khusus (Teologi Metafisik)
- Kosmologi : (kosmos = dunia/ketertiban, logos = kata, ilmu).
kosmologi berarti percakapan tentang alam/ketertiban paling fundamental
dari seluruh realitas. Kosmologi menyorot kepada ruang, dan waktu,
perubahan, kebutuhan, keabadian dengan metode rasional.
- Teologi Metafisik : Dikenal sengan istilah theodicea, yang membahas kepercayaan pada Allah di tengah realitas kejahatan yang merajarela di dunia.
Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu axios yang berarti nilai dan logos yang berarti
ilmu. Aksiologi sebagai cabang filsafat yang membicarakan tujuan ilmu
pengetahuan itu sendiri. Aksiologi adalah kajian tentang kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai, khususnya etika
Fakta dan Nilai
Fakta adalah sesuatu yang ada secara nyata, berlangsung begitu saja.
sedangkan nilai sebagai sesuatu yang berlaku, sesuatu yang
memikat/mengimbau kita. Fakta selalu mendahului nilai.
Ada 3 ciri-ciri nilai:
1)Berkaitan dengan subjek.
2) tampil dalam konteks praktis.
3) menyangkut sifat yang ditambah oleh subjek pada sifat yang dimiliki oleh objek.
Ada 3 ciri-ciri nilai:
1)Berkaitan dengan subjek.
2) tampil dalam konteks praktis.
3) menyangkut sifat yang ditambah oleh subjek pada sifat yang dimiliki oleh objek.
Nilai Moral
Setiap nilai memperoleh bobot moral bila diikutsertakan dalam tingkah
laku moral. Nilai dibagi dalam 4 jenis, yaitu nilai yang menyangkut
kesenangan dan ketidaksenangan, nilai-nilai vitalitas, nilai rohani dan
nilai religius.
Ciri-ciri nilai moral :
1. Berkaitan dengan tanggung jawab kita sebagai manusia
2. Berkaitan dengan hati nurani
3. Mewajibkan
4. Bersifat formal
Nilai moral memiliki kekuatan besar yang memaksa untuk menerimanya,
walaupun bertentangan dengan hasrat kecenderungan dan kepentingan
pribadi
Pembagian Aksiologi
Aksiologi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
Etika :
Mengkaji tentang prinsip-prinsip
dan konsep-konsep yang mendasari penilaian terhadap perilaku manusia.
Etika digunakan untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan, atau
manusia-manusia lainnya. Etika sebagai filsafat yang memuat pendapat,
norma, dan istilah moral.
Estetika :
Mengkaji tentang prinsip-prinsip
yang mendasari penilaian atas berbagai bentuk seni, yang mengkaji apa
tujuan seni, apa peranan rasa dalam pertimbangan estetika, bagaimana
kita bisa mengenal karya besar seni. Estetika berkenaan dengan nilai
tentang pengalaman keindahan yang dimiliki manusia terhadap lingkungan
dan fenomena di sekelilingnya.
Obyektivitas dan Subyektivitas Nilai
Terkadang nilai itu bersifat
obyektif, namun kadang-kadang bersifat subyektif.
Dikatakan obyektif
apabila nilai-nilai tidak tergantung pada subyek atau kesadaran yang
menilai. Tolak ukurnya berada pada obyeknya, bukan pada subyek yang
menilai. Kebenarannya juga tergantung pada obyektivitas fakta.
Nilai menjadi subyektif apabila subyek berperan dalam memberikan
penilaian, kesadaran manusia menjadi tolak ukurnya. Dengan demikian,
nilai subyektif selalu memerhatikan berbagai pandangan yang dimiliki
akal budi manusia.
Peranan Nilai Bagi Kita
1. Nilai merupakan objek sejati tindakan manusia.
2. Nilai mengarahkan manusia dan memberi daya tarik bagi manusia dalam membentuk dirinya melalui tindakan-tindakannya.
3. Menata hubungan sosial dalam masyarakat.
4. Memperkuat identitas kita sebagai manusia.
Sumber: Powerpoint dari pak Raja Oloan Tumanggor
Powerpoint dari pak Mikha Agus Widiyanto
Sumber: Powerpoint dari pak Raja Oloan Tumanggor
Powerpoint dari pak Mikha Agus Widiyanto
terima kasih ya, artikelnya dapat menambah pengetahuan saya
BalasHapusMakasih banget yaaa. Tugas saya terbantu dengan artikel ini
BalasHapus